Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur mengucurkan bantuan biaya pendidikan bagi sebesar Rp48.077.000.000 untuk 48.077 peserta didik dari kalangan keluarga prasejahtera yang harapannya mampu menekan angka anak putus sekolah di wilayah setempat.
"Biaya pendidikan ini untuk 48.077 peserta didik yang sudah kami verifikasi. Jenjangnya siswa sekolah menengah atas, kejuruan dan SLB prasejahtera," ujar Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Aries Agung Paewai di sela Launching Program Bantuan Biaya Pendidikan di Surabaya, Rabu malam, 11 Desember 2025.
Untuk rincian jumlah peserta didik penerima yakni 11.362 siswa SMA, 24.339 siswa SMK serta 12.376 siswa SLB.
Bantuan biaya pendidikan bersumber dari Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (P-APBD) tahun 2025 di dinas terkait.
Masing-masing peserta didik memperoleh biaya pendidikan sebesar Rp1 juta melalui virtual account Bank Jatim yang dapat diambil dengan menunjukkan kartu pelajar dan kartu keluarga.
Kadis Aries Agung menjelaskan para peserta didik yang memperoleh biaya pendidikan ini dihimpun dari data Desil 1 dan Desil 2 berdasarkan basis Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
"Tentu tidak banyak jumlahnya karena kan banyak juga yang sudah mampu, yang cukup dan sudah menerima bantuan. Ini kan yang memang betul-betul sama sekali tidak masuk dalam bantuan pemerintah apakah BIP, KIP dan lain-lain. Nah, ini kita masukkan ke dalam bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi Jatim bagi anak-anak didik," ucapnya.
Bantuan biaya pendidikan bagi peserta didik dari kalangan keluarga prasejahtera ini diharapkan dapat menekan angka putus sekolah di tengah efisiensi anggaran.
Dinas Pendidikan Jatim mengupayakan agar program bantuan ini dapat dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang berkesempatan melaunching kegiatan tersebut menegaskan pentingnya membuka ruang bagi anak-anak untuk bermimpi besar dan terlepas dari latar belakang keluarga.
"Bercita-citalah setinggi langit. Kalian semua adalah bintang, kalian semua harus percaya diri. Jangan malu jika ke sekolah masih diantar naik sepeda oleh ayah atau ibunya," tutur Khofifah di hadapan ribuan siswa dan orang tua.
Orang nomor satu di Pemprov Jatim itu juga menekankan bahwa bantuan ini adalah dana amanah negara sehingga harus digunakan sepenuhnya untuk kebutuhan pendidikan.
Mantan menteri sosial itu juga sangat berharap para penerima dapat terus melanjutkan sekolah hingga perguruan tinggi dan tumbuh menjadi generasi hebat serta bermanfaat. (*)
Editor: Fiqih Arfani
