Frasa “make a wish” sering diucapkan ketika seseorang berulang tahun. Padahal, “keinginan” yang diutarakan di momen tersebut menggambarkan sesuatu yang diharapkan benar-benar menjadi kenyataan.
Meski sama-sama berkaitan dengan harapan, kata “hope” dan “wish” memiliki makna dan penggunaan yang berbeda. Perbedaannya terletak pada seberapa besar kemungkinan harapan tersebut dapat terwujud dalam kenyataan. Dalam struktur kalimat pun keduanya memiliki fungsi yang berbeda.
Hope
Definisi:
Digunakan untuk menyatakan harapan atau ekspektasi yang realistis, optimis, dan memiliki kemungkinan besar untuk terjadi. Biasanya didasarkan pada fakta, rencana, atau upaya tertentu.
Contoh:
- Berharap hasil ujian baik (karena sudah belajar).
- Berharap cuaca cerah besok (kemungkinannya bisa terjadi).
Struktur Tenses:
- Hope + Simple Present/Future: I hope it will not rain tomorrow.
- Hope + Simple Present: I hope he is fine now.
- Hope + Simple Past / Past Perfect: I hope you had a good time yesterday.
Penggunaan Khusus:
- Klausa “that”: I hope (that) you can come.
- Frasa pendek untuk respon cepat:
A: “Will he pass the test?”
B: “I hope so.”
Wish
Definisi:
Digunakan untuk menyatakan pengandaian, keinginan yang tidak realistis, atau penyesalan terhadap sesuatu yang sudah terjadi dan tidak dapat diubah.
Contoh:
- Berharap lebih tinggi (fakta: tinggi badan tidak dapat diubah).
- Menyesali keputusan di masa lalu.
Struktur Tenses:
1. Wish + Simple Past: I wish I could speak Japanese.
2. Wish + Past Perfect: She wishes she had not told the secret.
3. Wish + Would/Could: I wish you would stop making noise.
Penggunaan Khusus:
- Pengandaian (Present Irrealis): I wish I were rich.
- Penyesalan (Past Regret): She wishes he had accepted the offer.
- Formal (to-infinitive): We wish to speak to the manager.
Dengan memahami perbedaan antara realisme (hope) dan pengandaian/irrealisme (wish), kamu bisa memilih struktur kalimat dan tenses yang paling tepat untuk menyampaikan maksud dengan jelas.
Jurnalis: Adiybah Fawziyyah
Editor: Fisca Tanjung
